Kamis, 11 September 2014

Valas 11 September 2014


Valas 11 September 2014 Update 22:23 WIB

ASRI (Alam Sutra Tbk) Teknikal Analisa September 2014

ASRI Teknikal Analisa 11 September 2014


Secara Grafikal Teknikal ASRI memberikan gambaran penyusutan pergerekan pelemahan yang secara bertahap,namun pada level terendah yang ada terbentuk bahwa ASRI justru tidak memberikan efek baku dari suatu pergerakan pelemahan yang sempurnanya namun meemberikan efek lain berupa pelemahan semu dengan titik herendah pada 421 yang selama beberapa bulan terakhir ASRI menunjukkan peningkatan yang tidak memberikan daya angkat yang semakin lama sekamin kecil namun ASRI justru tidak memberikan daya tekan kebawah bahwa tertahan pada harga 421 saja.

Teknkal ASRI akan mengalami daya angkat yang semakin kecil dengan titik pelemahan stabil di harga 421 maka ASRI akan membentuk suatu pola Segitiga Siku-Siku untuk beberapa minggu kedepannya jika ASTI tetap berada dalam koridor yang telah ada hingga mencapai titik puncah terrendah segitiga siku-siku di level 412 yang akan menentukan ASRI apakah melanjutkan pelemahan sempurna atau mengalami penguata/buliish yang sempurna serta didukung oleh faktor fundamental/karateristik pergerakannyan untuk beberap minggu kedepan.

BBTN (Bank BTN Tbk) Teknikal Analisa September 2014

BBTN Teknikal Analisa 11 September 2014


BBTIN pergerakan yang tidak beraturan dalam analisa teknikal sangat tetampak dalam perdagangannya selama ini,namun jika diperhatikan seksama bahwa BBTN tidak belum bisa di katan Up Trend (Penguatan) dan juga blom di katakan Down Trend (Pelemahan)

BBTN jika pada perdagangan besok 12 September 2014 tidak menembus koridor garis diagonal bawah dan bergerak dalam koridor atas dan bawah yang terlampir maka BBTN akan mengalami penyempitan pergerakan hingga beberapa hari kedepannya,tetapi ini tidak akan terjadi penyempitan jika pergerakan besok menyentuh garis diagonal bawah maka BBTN akan diprediksi dalam koridor pelembahan dengan pelemahan terdekat (Support) berada pada level harga 1040.

Prediksi Analis BBTN jika di lihat dari RSI (indeks kekuatan prilaku pasar/Resistance Strenght Indeks) telah berada berada pada level 20% (Over Sold) dan Stochastic menunjukkan hal yang sama serta faktor fundamental grafik yang telah mengalami pelemahan dalam3 hari ini,,maka di perkirakan BBTN akan kemungkinan besar Rebound dan berada di dalam antara koridor garis diagonal atas dan bawah.

Perdagangan IHSG ditutup Melemah 1% di sesi penutupan serta bagaimana perkiraan IHSG pada 12 September 2014?


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyebrang ke zona merah di menit-menit menjelang penutupan sore ini (11/9). Alhasil, indeks ditutup dengan pelemahan 9,96 poin atau 0,19% ke level 5.133,03. 
Meski ada 165 saham yang menguat, tak mampu mengerek indeks bertahan di zona hijau. Sebanyak 131 saham bergerak turun dan 85 saham lainnya tak bergerak. 
Tujuh sektor bertengger di zona merah, dipimpin oleh industri dasar yang turun sampai 1,53%. Sedangkan tiga sektor lainnya menguat, yaitu barang konsumer, konstruksi, dan perdagangan. 
Ada 225.445 transaksi sepanjang hari ini, memeperdagangkan 6,55 miliar saham. Nilai transaksi keseluruhan Rp 5,38 triliun



Perkiraan Pergerakan IHSG Untuk 12 September 2014



Secara Teknikal IHSG tertampak telah menembus support (harga terendah) 5140 pada akhir perdagangan hari ini.Hal ini tampak memberikan tanda-tanda menghhawatirkan pada perdagangan 12 September 2014,dimana tentunya Investor mengharapkan IHSG dapat bisa rebound kembali diatas 5140 dan tetap dalam koridor up trend sesuai dalam Channel Line Up.Namun tampaknya IHSG akan mendapatkan tekanan kebigungan terutama pada pasar investor domestik untuk melakukan investasi,mungkin juga akan terjadi profit taking pada perdagangan besok oleh dana asing,namun di harap IHSG tidak melewati haluan persyaratan yakni pada Channel Line Up dan juga Level Psikologis 5100,sebab jika level-level dan langkah itu juga di lewati maka secara tidak lansung IHSG akan melewati masa transisi dan akan mengakhiri masa jaya penguatannya. 

Senin, 08 September 2014

ASII (Astra International Tbk) Teknikal Analisa September 2014

ASII Teknikal Analisa 8 September 2014


BDMN (Bank Danamon Tbk) Teknikal Analisa September 2014

BDMN Teknikal Analisa 8 September 2014


BDMN dalam gambar teknikal akan megalami konsolidasi kecil ke 2 di harga 3735-3900,namun perlu kita liat sebelumnya BDMN juga mengalami konsolidasi 1 terbesar terdahulu 4090-4400 yang telah membreak support di 4090.

BDMN diperkirakan mengalami konsolidasi Side way dalam beberapa hari kedepan namun BDMN akan mencoba untuk membreak resistance terdekan di 3900,Prediksi agar membeli BDMN di harga support terdekat dan menahan untuk menjual di atas resistensi.

BBNI (Bank Negara Indonesia Tbk) Teknikal Analisa September 2014

BBNI Teknikal Analisa 8 September 2014


BBNI akan mengalami retrace setelah mengalami puncah tertinggi dalam beberapa hari belakangan ini,namun BBNI asih di kategorikan sebagai Trend yang sedang menanjak,Retrace/pelemahan terdekan pada level 5450.

Rekomended Buy When Retrace near di support.

AKRA (AKR Corporindo Tbk) Update Analisa Teknikal September 2014

AKRA Teknikal Analisa 8 September 2014


AKRA yang sebelum di prediksikan mengalami pelemahan pada titik terendah ternyata saat ini telah mecapai titik terendahnya di 5175 dan di tutup di atan 5180 dia tas Support dalam perdagangan 2 hari ini,namun dalam koridornya AKRA masih tergolong Up Trend dan masih akan melanjutkan penguatan trend kedepannya

Mover Price Up Trend 5180-5675

Rekomended BUY near Support

Kamis, 04 September 2014

LPPF (Matahari Department Store) Teknikal Analisa September 2014

LPPF Teknikal Analisa 4 September 2014



LPPF Side way kondisi dengan masih di posisi tepat pada Chanel Line Up,namun sangat perlu di perhatikan LPPF mungkin masih mengalami penurunan prediksi hingga 15750 untuk rebound jika tidak membreak level supportnya yang akan membentu "Whisper"

Rekomendasi BUY in low support

CTRP (Ciputra Properti) Teknikal Analisa 4 September 2014



CTRP bergerak SIDE WAY dengan pergerakan harga rentang di 674-805,namun pelemahan di targetkan terdekat pada 720 dan level psikologis 700 sebelum menyentuh level support di 675

CTRP kemugkinan besar akan rebound dalam beberapa hari kedepan hal ini dilihat dari Stochastic dan RSI yang bersamaan di zona jenuh jual.

Rekomendasi BUY

AKRA (AKR Corporindo) Teknikal Analisa 4 September 2014



AKRA tetap akan menuju penguatan,walaupun sekarang ini mengalami penurunan/pelemahan,target pelemahan terendah pada support 5100 dengan resistensi tertinggi 5650

Trade Strategy:
-Buy in support price than sell in rebound time (maximize at resistance price)

UNTR Update 4 September 2014 Teknikal Analisa


Seperti Di katakan sebelumnya pada 28 Agustus 2014 bahwa UNTR telah menyentuh pada level bawah Channel Line Up Trend dimana UNTR berusaha untuk untuk bangkit,namun pada 4 September 2014 UNTR menjebol Channel Line Up trend yang ada dan fundamental melanjutkan pelemahan menuju support terdekat.

Secara teknikal dari sifat kekuatan pasar RSI masih mengindikasikan UNTR di zona jenuh jual (over sold),oleh karena itu prediksi bahwa UNTR kemungkinan akan membentuk "Whisper" dan rebound serta kembali ke channel line up trend.

Strategy Trade:
-Mover price 21200-22500 konsolidation side way in rebound up trend
-Buy in low price into profit taking in resistance 22500 with term side way/Hold to take profit taking over resistance with term break resistanc 22500

Valas 4 September 2014 Update 21:51 WIB


Kalender Bursa 5 September 2014


NEWS Stock!! TINS (PT Timah Indonesia Tbk) Kecewa dengan harga Timah-4 September 2014



Harapan PT Timah Tbk (TINS) untuk mendapatkan harga jual timah yang lebih baik di tahun ini belum juga terwujud. Pasalnya, pergerakkan harga timah terutama di awal September ini justru di bawah ekspektasi. 
Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS menuturkan, harga timah di September 2014 justru bergerak anomali, yaitu turun menjadi US$ 21.500 per ton. Padahal, pada posisi dua bulan sebelumnya, harga timah berada di level US$ 22.000-US$ 23.500 per ton. 
"Pada kondisi normal, harga timah seharusnya naik dibandingkan Agustus," ujar Agung kepada KONTAN, Kamis (4/9). Pergerakkan yang di luar ekspektasi itu disebabkan adanya kelebihan pasokan timah dunia. 
Di sisi lain, permintaan timah yang seharusnya meningkat di awal September justru terbilang stagnan. "Ada efek dari melambatnya perekonomian dunia, sehingga perusahaan-perusahaan yang biasa menyerap timah ikut menahan pembeliannya," ungkap Agung. 
Level harga di awal September ini tentu jauh di bawah ekspektasi harga jual rata-rata timah TINS di tahun ini yang sebesar US$ 25.000 per ton. Untuk tetap menjaga profitabilitas, TINS akan melakukan beberapa strategi baik dari sisi penjualan maupun efisiensi usaha. 
TINS mungkin akan menunda dulu penjualan hingga harga timah kembali rebound. Namun, TINS belum berniat untuk merevisi target penjualan timah di tahun ini yang sebelumnya ditetapkan 25.000 ton. 
"Kami termasuk produsen besar timah dunia. Kalau terlalu panik dengan memangkas target, harga timah dikhawatirkan akan semakin turun," kata Agung.

NEWS WORLD INDEX!! Bursa Eropa "FTSE" Menguat pada perdagangan hari ini



Bursa Eropa menguat setelah European Central Bank (ECB) memangkas bunga acuan utamanya. Kenaikan bursa saham diiringi peningkatan harga obligasi di Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, sementara euro melemah terhadap dollar AS. 
Stoxx Europe 600 Index meloncat 0,7% pada pukul 8.18 waktu New York. Sementara futures bursa AS menguat 0,3%.
Imbal hasil atau yield obligasi yang menunjukkan tingkat risiko utang, turun 3 basis poin untuk obligasi 10-tahun Jerman menjadi 0,925%. Sementara yield obligasi Italia dan Spanyol melorot di atas 10 basis poin masing-masing menjadi 2,355% dan 1,259.  
Bank sentral Eropa tak disangka pasar, memangkas bunga acuan menjadi 0,05% dan bunga deposito menjadi minus 0,2%. Presiden ECB Mario Draghi akan memberi penjelasan sebentar lagi, dan kemungkinan berbicara tentang potensi stimulus lebih lanjut. 
Beberapa saham yang melompat antara lain Standard Life Plc yang naik 0,5% setelah sepakat menjual bisnisnya di Kanada pada Manulife Financial Corp senilai C$ 4 miliar (US$ 3,7 miliar). Iliat SA menguat 4,8% setelah Nomura Holdings Inc mengatakan, perusahaan Prancis ini akan mencoba menawar T-Mobile asal AS. 
Sementara itu, euro melemah 1% ke US$ 1,3023. Ini level terlemah euro sejak Juli 2013 terhadap dollar AS

IDX Ditutup Merosot pada perdagangan 4 September 2014



Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup lunglai pada sore ini, Kamis (4/9). Indeks melemah 18,81 poin atau minus 0,36% dan ditutup di level 5.205,32 pada pukul 16.00 WIB. 
IHSG sepanjang perdagangan perdagangan hari ini belum bisa mencapai resistance terdekatnya di level 5.250, dan turun dari rekor penutupan yang dicapai kemarin.
Hanya dua sektor yang menunjukkan penguatan. Sektor pertambangan menguat 1,07% sedangkan infrastruktur naik 0,47%. 
Sedangkan delapan sektor lainnya melemah. Kedelapannya adalah sektor finansial, barang konsumer, agrikultur, industri dasar, manufaktur, konstruksi, dan perdagangan. Sektor aneka industri memimpin pelemahan di bursa dengan penurunan sampai 1,26%. 
Sebanyak 195 efek saham melandai, melampaui 114 saham yang menguat. Sedangkan 83 saham lainnya tak bergerak. 
Perdagangan hari ini tak semeriah kemarin. Hari ini terdapat 205.255 transaksi yang memperjualbelikan 6,15 miliar saham. Total nilai transaksi hari ini Rp 6,21 triliun. 
Tiga saham yang paling menguat di antara jajaran LQ45 hari ini adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang menguat 6,67% dan ditutup di Rp 4.480 per saham, PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik 3,47% ke Rp 6.700 per saham, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 3,46% ke Rp 1.195 per saham. 
Sedangkan saham yang paling turun di antara LQ45 antara lain PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang merosot 5,36% ke Rp 5.300 per saham, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) sebesar 5% ke Rp 1.900 per saham, serta PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang merosot 4,2% ke Rp 15.950 per saham

NEWS Stock!! PGAS (PT Gas Negara Tbk) 4 September 2014 Laba Tertekan





Kinerja keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) tampak melempem di semester pertama kemarin. Labanya merosot 19,11% dari US$ 457,51 juta menjadi US$ 370,05 juta. Padahal, pendapatannya mampu naik 14,09% dari US$ 1,49 miliar ke posisi US$ 1,7 miliar. Nah, kondisi keuangan ini disinyalir masih akan serupa hingga akhir tahun.
"Karena tren dari sisi biaya memang naik," ungkap Direktur Investments Planning and Risk Management PGAS, Wahid Sutopo, Kamis (4/9).
Pada semester pertama, beban pokok pendapatan PGAS tercatat US$ 967,34 juta. Angka tersebut melonjak 22,95 dari US$ 786,76 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Ia menyebut bahwa terdapat faktor kenaikan harga beli gas. Dus, PGAS belum berencana menyesuaikan harga tersebut ke konsumen. Wahid bilang, pihaknya masih akan melihat seberapa besar kemampuan pasar.
Terlebih, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pun turut membebani laporan keuangan PGAS. Pada semester pertama, PGAS mengalami rugi selisih kurs US$ 18,29 juta. Sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya, PGAS untung kurs US$ 68,23 juta.
Demi mendongkrak raihan laba, PGAS akan berusaha untuk menggenjot pemanfaatan gas ke masyarakat. Wahid berharap, permintaan gas terus meningkat sehingga bisa mendongkrak raihan keuntungan PGAS. Sampai Juni, volume produksi PGAS mencapai 869 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), naik tipis 5,07% dari 827 MMSCFD.

Rabu, 03 September 2014

WINS (Wintermar Offshore Marine Tbk) Analisa Teknikal


WINS terlibah juga dengan segitiga perdagangan yang mengalami penyempitan,namun kabar gembiranya sepertinya WINS akan mengalami penguatan harga,hal ini dilihat dari kekuatan pasar pada RSI yang di zona tertritorial mendekati jenuh beli (Over Bought) dan penandaan Stockastis yang akan crossing up.

Prediksi WINS akan melemah sementara dan kemudian akan menguat menuju resistensi harga tertinggi terdekat di 1350

Trade Strategy:
-Buy In near support than keep for sell in hight price as possible (Near Resistance 1350 than next higher price 1405).

WIKA (PT Wika Karya Tbk) Teknikal Analisa


WIKA pada perdagangan memang kelihatan selalu mengalami penguatan (Hijau) namum perlu di perhatikan bahwa WIKA saat ini dalam koridor menyamping pergerakannya dengan sektor gerak harga di 2795-2960 dalam beberapa hari berikutnya.

Disisi lain juga perlu di perhatikan bahwa ada Indikasi transaksi semu (Divergent Signal)  pada WIKA.Hal ini akan menunjukkan bahwa WIKA akan kehilangan daya dorong keatas dan akan mengalami tanda-tanda persiapan perubahan trend untuk kedepannya

Jika anda masih memiliki saham WIKA maka segeralah untuk pertimbang untuk mengambil profit sesegera mungkin sebelum terjadi perubahan trend dalam waktu mendatang dan jika anda masih ingin bertrading jangka pendek dalam koridor menyamping WIKA sangat perlu diperhatikan untuk mengambil harga terendah/support low price untuk menghindari resiko penempatan dana yang tidak dapat diprofitkan di harga terlalu tinggi.

BBRI (Bank BRI) Teknikal Analisa



BRI dalam perdagangan telah mengalami penyempitan sektor,namun perlu di perhatikan BRI kemungkinan akan kehilangan daya angkat,hal ini di lihat dari kekuatan pasar pada RSI telah mencapai titik Jenuh Jual (Over Sold) dan di dukung oleh Stochastic yang tmembentang turun menuju ke 20%,oleh karena itu sangat perlu di perhatikan bahwa BRI akan menembus Up Trend Channel Line dan akan meneruskan trend pelemahannya dengan support terdekatnya.

Strategy Trade:
-Sell Now in near hight price as possible if you have BRI Stock
-Wait prepare buy in low near support (such as 10975) to take profit in short time.

ACES (PT Ace Hardware Tbk) Teknikal Analisa



ACES Telah Membentuk new hight selalu yang sangat cantik berada dalam koridor Up Trend Line,Diprediksi ACES akan mengejar harga tertinggi sepanjang tahun di harga 1080

Prediction Up Price into 1080 Resistance

Trade Strategy:
-Buy in low as possible than keep to sell in higher price 1080 Maximun in term doesn't break Up Trend Chanel Line

Valas 3 September 2014



Pertukaran Rupiah terhadap USD terlihat menguat pada perdagangan update hingga pukul 20:34 WIB

NEWS Stock!! APLN (PT Agung Podomoro Land Tbk) Siapkan Amunisi dalam menerbitkan Obligasi



Pertengahan Juni lalu, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menerbitkan obligasi senilai Rp 750 miliar. Saat ini, perseroan telah menyerap habis dana perolehan obligasi tersebut.
Sebagian dana hasil obligasi itu, sekitar Rp 325 untuk melunasi obligasi yang sebelumnya telah diterbitkan perseroan. "Selebihnya, kami gunakan untuk akusisi, termasuk akuisisi PT Graha Cipta Kharisma (GCK)," imbuh Wibisono, Investor Relation APLN kepada KONTAN.
Memang, tahun ini merupakan tahun konsolidasi bagi industri properti. Saat-saat seperti ini, emiten properti lebih memilih untuk mengerem ekspansi. Mereka justru cenderung untuk menyiapkan amunisi, salah satunya akuisisi lahan, sehingga ketika pasar properti bullish, para pemain didalamnya tidak ketinggalan start.
Bulan lalu, APLN mengakuisisi 85% saham GCK yang memiliki lahan seluas 9,5 hektar di Jakrta Timur. Nilai akuisisinya Rp 305 miliar. Sebelumnya, perseroan juga mengakuisisi 50,01% saham PT Caturmas Karsaudara, sebuah perusahaan tidak terafiliasi, senilai Rp18 miliar.
Pada saat yang bersamaan, APLN juga juga melakukan transaksi pengambil-alihan dan pemberian pinjaman senilai Rp82 miliar untuk Caturmas. 
Caturmas Karsaudara memiliki lahan seluas 1,1 hektar dan bangunan pusat perdagangan (Trade Center) dengan luas unit kios yang dapat dijual sekitar 16.000 m2, yang terletak di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Pasca akuisisi tersebut, APLN akan melakukan peremajaan terhadap gedung tersebut dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan (Trade Center) baru dimana unit (kios) akan dijual.
"Kami rasa sudah cukup, sehingga sisa tahun ini kami belum memiliki rencana untuk melakukan akuisisi lagi," pungkas Wibisono.
Mengingatkan saja, obligasi Rp 750 miliar tersebut merupakan penerbitan tahap kedua dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan total emisi mencapai Rp 2,5 triliun. Di tahap pertama, APLN telah mengeluarkan Rp 1,2 triliun. Pada obligasi tahap ke dua ini, tenor yang ditawarkan selama lima tahun dengan kupon sebesar 12,5% per tahun

Pergerakan IHSG pada penutupan perdagangan 3 September 2014





Aksi beli saham mover mendorong Indeks Harga Saham Gabungan mencetak rekor baru. IHSG hari ini, Rabu (3/9) ditutup di level 5.224,13 setelah menguat 0,43% atau 22,55 poin.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menjadi penggerak terbesar, dengan menyumbang kenaikan 2,71 poin pada indeks hari ini. Emiten halo-halo ini naik 0,93% dan ditutup di harga Rp 2.725 per saham. 
Citigroup Securities Indonesia dan Credit Suisse Securities Indonesia menjadi dua broker yang paling banyak belanja saham Telkom. Keduanya memborong lebih dari 17 juta saham TLKM dengan nilai di atas Rp 47 miliar, masing-masing. 
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menyumbang kenaikan 2,48 poin, atau naik 2,26% ke Rp 5.650 per saham. 
Tiga broker yang paling banyak memborong saham bank terbesar keempat Tanah Air ini adalah Semesta Indovest dengan belanja Rp 30,8 miliar, Deutsche Securities Indonesia sebesar Rp 23,09 miliar, dan Morgan Stanley Indonesia senilai Rp 18,39 miliar.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 1,86 poin, setara dengan kenaikan 1,28% nilai sahamnya, dan ditutup Rp 5.925 per saham.  
Tiga broker yang paling banyak belanja saham ini adalah Morgan Stanley Indonesia senilai Rp 14,39 miliar, Nomura Indonesia Rp 6,66 miliar, dan RHB OSK Securities Indonesia senilai Rp 4,69 miliar

NEWS Stock!! WIKA (PT Wika Karya Tbk) Proyek baru terealisasi 44%





PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terus mengejar capaian target kontrak baru di tahun ini. Dari bulan Januari hingga Agustus 2014, WIKA mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 11,4 triliun. Nilai tersebut baru mencerminkan 44,1% dari target kontrak baru WIKA yang sebesar Rp 25,83 triliun hingga akhir tahun 2014 ini.
Nilai kontrak yang dicapai dalam delapan bulan itu termasuk kontrak proyek swasta senilai Rp 1,4 triliun di Myanmar dan Kuching, Malaysia. Sebanyak 38% order book berasal dari proyek swasta terutama dari proyek minyak dan gas. "Kami masih yakin bisa mengejar target kontrak baru hingga akhir tahun," ujar Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan WIKA kepada KONTAN, Rabu (3/9).
Natal mengatakan, di awal bulan ini, WIKA juga sudah mendapatkan beberapa proyek baru dari pihak swasta, yang kebanyakan adalah proyek gedung. "Kami bisa mengejar target kontrak baru karena belakangan juga sudah mendapat beberapa proyek yang nilainya cukup besar," imbuhnya. 
WIKA kini juga tengah fokus ke proyek-proyek engineering, procurement and construction (EPC). WIKA misalnya tengah mengerjakan proyek senilai US$ 182,98 juta atau setara Rp 1,73 triliun dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). 
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya tersebut memiliki porsi mayoritas dalam proyek tersebut. Konsorsium yang terdiri atas WIKA, PT Inwha Indonesia dan PT Singgar Mulia telah ditunjuk oleh Chevron untuk mengerjakan EPC proyek North Duri Development (NDD) Area 13 di Duri, Riau. Proyek itu ditargetkan akan selesai di awal tahun 2015 mendqatang.
Januari lalu, WIKA juga sudah memperoleh kontrak konstruksi migas US$ 234 juta dari PT Pertamina EP. Kontrak itu berupa EPC fasilitas produksi gas di Matindok, Sulawesi Tengah. Untuk menggarap pengerjaannya, WIKA bekerjasama dengan PT Techip Indonesia. Proyek itu tidak seluruhnya digarap WIKA. Porsi WIKA dalam proyek EPC pertamina EP sebesar 70% setara US$ 163,8 juta. 
WIKA juga sedang mendorong proyek perluasan bandara Soekarno Hatta senilai Rp 4,7 triliun. Proyek ini diharapkan selesai pada Juli 2015 mendatang. 
WIKA juga akan mendapat berkah tambahan dari ekspansi anak usahanya PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Perseroan akan mengepakkan sayapnya ke Myanmar. WTON kini tengah mengerjakan pabrik baru di Lampung dan Cilegon dan akan mengakuisisi satu pabrik lagi di Batam. Sehingga, WTON akan memiliki 12 pabrik dengan kapasitas 2,3 juta ton di tahun 2015 mendatang.
Analis Sucorinvest Central Gani, Michele Gabriela dalam risetnya mengatakan, WIKA masih bisa meraih pendapatan sebesar Rp 14,4 triliun di tahun ini, tumbuh dari tahun lalu sebesar Rp 11,88 triliun. Sementara laba bersihnya diperkirakan akan melejit menjadi Rp 874 miliar dari tahun lalu yang sebesar Rp 570 miliar. 
Michele masih merekomendasikan Buy untuk saham WIKA dengan target harga Rp 3.200 per saham. Saham WIKA ditutup naik 2,98% ke Rp 2.935 per saham pada perdagangan Rabu (3/9)

NEWS Stock!! TLKM (PT Telekomunikasi Indonesia Tbk) Melepas kepemilikan PT Sigma Cipta Caraka





PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) memiliki caranya sendiri untuk mengembangkan bisnis. Rencananya, TLKM akan melepas 20% kepemilikan di PT Sigma Cipta Caraka atau yang dikenal dengan Telkom Sigma. Adapun saat ini, TLKM menguasai 100% saham Sigma.
"Mencari mitra strategis untuk membangun bersama-sama. Itu bahasa bagusnya," ucap Direktur Utama TLKM, Arief Yahya, Rabu, (3/9).
TLKM telah memiliki Sigma yang merupakan perusahaan jasa teknologi informatika, implementasi, integrasi sistem, outsourcing, serta pemeliharaan lisensi dan peranti lunak sejak Mei 1987. Pada semester pertama 2014, aset Sigma tercatat Rp 2,08 triliun.
Arief menyebut bahwa nantinya, dana pelepasan kepemilikan tersebut akan TLKM gunakan untuk menjadi modal Sigma. Ia berharap, aksi divestasi ini dapat pihaknya lakukan di tahun depan.
Arief bilang, pihaknya melakukan aksi ini untuk menciptakan nilai. Ia mencontohkan aplikasi Whatsapp yang dibuat oleh Jan Koum. Dengan pendapatan yang cuma US$ 20 juta, orang tersebut bisa meyakinkan Mark Zuckerberg untuk membelinya dengan nilai US$ 19 miliar.
Setelah penjualan tersebut, Arief yakin bahwa Sigma akan terus berfokus di data center dan manage services. Adapun, TLKM menargetkan penguasaan 60% data center di Indonesia. Ini didorong oleh penambahan 100.000 meter persegi hasil kerja sama dengan IBM.
"Economic of scale tidak ada yang bisa mengalahkan," ujar Arief.
Arief bilang, pihaknya akan menjalin sama dengan perusahaan lain dalam hal permintaan dan penawaran. Untuk permintaan, TLKM menggandeng perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, IBM untuk membangun data center seluas 100.000 meter persegi. Bahkan, Arief bilang bahwa ia telah dua kali bertemu dengan CEO IBM, Ginni Rometty.
Sebelumnya, Sigma dikabarkan akan melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Namun Arief menyanggah hal tersebut. Menurutnya, Telkom Sigma belum tentu akan IPO. Ia menjelaskan, sebenarnya terdapat beragam cara untuk peningkatan nilai dan pembiayaan perusahaan. Jika ingin menjadi perusahaan terdaftar, bisa saja melakukan backdoor listing atau membeli saham perusahaan publik.
Cara yang sama juga dilakukan Telkom untuk anak usahanya Metra TV. Telkom menjajakan 20% saham operator UseeTV ini pada mitra strategis. Untuk Metra TV, karena itu merupakan televisi online atau Over-the-Top (OTT), ia menggunakan benchmark nilai perusahaannya dengan US$ 100 per pengguna

Selasa, 02 September 2014

ADHI (PT Adhi Karya Tbk) Teknikal Analisa 2 September 2014



Secara Teknikal dan prilaku kekuatan serta volume perdagangan bahwa ADHI sedang mengalami penciutan dalam volume perdagangan dan tertampak pergerakan harga ADHI yang juga mengalami penyempitan,namun ADHI tertahan pada posisi level Support kuat di 3025 yang telah mencoba menyentuh dalam beberapa hari ini di harga terendah (Low Price) perdagangan namun kembali rebound dengan tidak bertenaga.

Prediksi ADHI jika di lihat dari Prilaku kekuatan pasar RSI sepertinya akan mengalami penguatan beberapa hari,namun perlu di konfirmasi dengan syarat hasrus membreak out channel Triangle Module.

Prediction:
-Kemungkinan besar akan Break Out Up Channel Line Triangle maka ADHI akan mengejar di level atas resisten kuat terdekat di 3205
-Jka ada faktor bertentangan dan apabila jika Break Out Down Strong Support maka ADHI akan melakukan perlanjutan perjalanan Down Trendnya menembus di bawah level 3000.

Trede Strategy:
-Short Time Buy in Low on range tight profit taker
-Long Time for safe if Break Out Down buy in low near Support

AISA (PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) Teknikal Analisa 2 September 2014


AISA yang telah mencapai puncak kinerja kembali dalam beberapa hari ini,setelah mengalami penurunan yang cukup dalam bulan Juli 2014 lalu,namun perlu di perhatikan saat ini AISA masih dalam trend naik (Bullish) dengan prediksi level tertinggi sebelumnya di 2585 dan level terendah di 2450,namun perlu juga mendapat perhatian bahwa AISA terdapat indikasi Divergent signal atau signal semu antara kekuatan pasar dan pergerakan harga pasar serta di dukung volume yang kelihatan yang akan semakin melemah dalam beberapa hari kedepan.Jika indikasi Devergent ini diprediksikan bahwa AISA akan mengalami preubahan trend dalam waktu dekat ini walalupun tampak tidak akan secara drastis namun tertampak akan secara smooth AISA akan bergerak berlawanan dari Up Trend.

Trade Strategy:
- Buy in Low possible as possible than take profit before shortly if market doesn't rich or break up on 2535 or any top resistance 2585

NEWS Stock!! CTRA (PT Ciputra Development Tbk) Revisi Target (2 September 2014)



PT Ciputra Development Tbk (CTRA) punya target marketing sales Rp 10 triliun dengan target pendapatan sekitar Rp 7 triliun di 2014 ini. Namun perseroan paham jika tahun ini merupakan tahun konsolidasi bagi emiten properti.

Beberapa waktu lalu, manajemen sempat membuka opsi untuk merevisi target kinerjanya tahun ini dengan mempertimbangkan hasil kinerja semester I tahun ini. "Tapi sejauh ini, kami masih melihat kinerjanya masih tetap on track," imbuh Tulus Santoso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA kepada KONTAN, (2/9).

Alasannya, sentimen yang selama ini dinanti-nanti, yakni soal pemilu, sudah sesuai harapan pasar.
Tapi, jika melihat dari sentimen fundamental, manajemen melihat masih banyak tantangan yang perlu dihadapi. Soal kurs rupiah yang tidak mampu kembali ke level terdahulunya, lalu soal suku bunga acuan plus likuiditas yang ketat masih dianggap komponen yang dapat mengganjal kinerja emiten properti ini.

Tulus menambahkan, saat ini perseroan tengah menunggu konsolidasi hasil marketing sales bulan Agustus. Data tersebut akan dijadikan landasan apakah perseroan perlu merevisi target kinerjanya tahun ini atau tidak.

"Karena market day to day itu berubah terus, kan, jadi akan terus kami pantau. Tunggu perolehan marketing sales kami tanggal 10 September nanti," tegas Tulus.

Catatan saja, CTRA membukukan pendapatan Rp 2,81 triliun pada semester I lalu. Kendati mengalami pertumbuhan 13%, namun perseroan masih perlu mengejar sisa sekitar 62% untuk memenuhi target pendapatannya tahun ini.

Dari segi marketing sales, perolehannya hingga bulan Juli lalu baru sebesar Rp 3,85 triliun. Angka tersebut setara dengan 38% dari target marketing sales tahun ini. Kabarnya, bulan ini CTRA akan meluncurkan sembilan hingga sepuluh proyek baru sebagai upaya untuk memenuhi target kinerja perseroan